3. Atap Polycarbonate Berlapis UV
Polycarbonate adalah material transparan yang mirip kaca, namun lebih kuat dan ringan. Saat dilapisi perlindungan anti-UV, atap ini mampu menahan panas walaupun tembus cahaya.
Kelebihan:
- Cocok untuk area semi-terbuka seperti kanopi, skylight, dan carport.
- Memungkinkan pencahayaan alami tanpa efek panas berlebih.
- Estetis dan tahan lama.
4. Genteng Tanah Liat atau Keramik
Genteng dari tanah liat atau keramik sudah digunakan sejak dulu dan masih menjadi pilihan karena kemampuan menyerap panas secara perlahan.
Kelebihan:
- Mampu menjaga suhu ruangan tetap stabil.
- Awet dan tahan terhadap cuaca ekstrem.
- Estetik, cocok untuk gaya rumah tradisional maupun modern klasik.
Kekurangannya adalah bobotnya cukup berat, sehingga membutuhkan struktur rangka atap yang kuat.
5. Genteng Beton
Genteng beton memiliki massa jenis yang tinggi, membuatnya lambat menghantarkan panas. Efeknya, suhu di bawah atap menjadi lebih stabil meskipun cuaca panas di luar ekstrem.
Kelebihan:
- Tahan lama dan kokoh.
- Cocok untuk rumah dua lantai atau rumah besar.
- Lebih ekonomis dibanding genteng keramik.
6. Atap Sirap Kayu Ulin
Atap sirap dari kayu ulin dikenal dengan tampilannya yang eksklusif dan kemampuannya menyerap panas secara alami. Jenis atap ini sering digunakan pada vila, resort, atau rumah adat.
Kelebihan:
- Sejuk secara alami.
- Estetik dan bernilai seni tinggi.
- Tahan lama jika dirawat dengan baik.
Namun, harganya relatif mahal dan ketersediaannya terbatas karena berasal dari kayu keras yang langka.
7. Atap PVC dan UPVC (Unplasticized PVC)
Jenis atap modern yang dibuat dari bahan sintetis ini mulai banyak digunakan karena ringan dan memiliki kemampuan menahan panas yang baik.
Kelebihan:
- Harga relatif terjangkau.
- Tahan terhadap sinar UV dan karat.
- Tidak menyerap panas secara langsung.
Ideal untuk bangunan semi permanen, kios, pabrik kecil, maupun rumah tinggal.